Maukah kau mendengar ceritaku ini?
Jika kau punya waktu untuk membaca ceritaku
ini, semoga cerita ini bisa membuka hatimu, untuk melakukan 1 perbuatan kasih
di hari ini.
Desember yang lalu kami mengunjungi 1
panti asuhan di daerah jalan gatot subroto medan. Biasanya sehabis perayaan
natal kantor, kami memberikan sedikit bingkisan kasih ke anak2 panti asuhan, berbagi
kasih dengan saudara2 yang membutuhkan.
Sesampainya di panti asuhan, kami
disambut oleh 80 orang anak2 panti yang penuh sukacita menyanyikan lagu
puji2an. Mereka semua bergembira, bertepuk tangan menyanyikan lagu
bersama-sama. Diantara anak2 yang riang itu, ada 1 orang anak, namanya Ribka. Dia
di letakkan di dalam box, saat itu sedang tidur. Tubuhnya kurus dan mungil. Saya
tebak, paling umurnya 1 tahun lebih. Saya tanyakan ke ibu panti, apakah adek
ini sudah bisa berjalan? Belum, dia tidak bisa berjalan. Berapa umurnya bu,
saya tanyakan lagi. 2 tahun 8 bulan. Kenapa matanya seperti luka? Kenapa perutnya
seperti itu?
Akhirnya ibu itu menceritakan. Ribka,
adalah anak yang tidak dikehendaki oleh ibunya. Pada saat ia masih di dalam
kandungan, ibunya minum obat-obatan untuk menggugurkan kandungan. Jadi kondisi
nya Ribka mengalami kelumpuhan di kaki, mata tidak bisa melihat jelas, tulang
punggungnya bengkok, menyebabkan perutnya menonjol ke depan, dan mengalami
sakit radang otak. Walaupun setiap saat mengalami kesakitan setiap kali
bergerak, walaupun adakalanya ia demam tinggi yang bisa menyebabkan kejang2,
namun Tuhan tetap memeliharamu Ribka. Walaupun
lahir dengan keterbatasan dan tidak mendapatkan kasih sayang ibu. Ribka
tetap mendapatkan kasih sayang ibu panti dan kakak2 yang ada di panti.Tuhan mencintaimu, Ribka...
Dalam tidak kesempurnaan mu, Tuhan
memberikan umur yang lebih, hampir 3 tahun.
Sepulangnya dari panti, kata hati saya
mengatakan bawah saya ingin sekali membantunya. Mencoba mencari dokter relawan
yang bisa melihat kondisinya dengan lebih detail. Memberikan diagnosa lebih lanjut,
dan memberikan langkah2 yang harus dilakukan demi kesembuhannya. Namun sampai dengan minggu yang lalu saya masihbelum
menemukan dokter relawan.
Minggu yang lalu sebenarnya saya ingin
sekali menanyakan kabar ke ibu panti mengenai anak-anak, mengenai Ribka. Tapi
ada saja kesibukan yang membuat saya lupa menanyakan kabar.
Sampai dengan kemaren malam, saat saya
turun dari tangga kantor mau pulang, saya sms ibu panti, menanyakan kabar anak2
panti dan ribka. Hanya 1 kalimat balasan dari ibu panti yang saya baca di hape
saya.
“Semua anak2 sehat semua… tapi Ribka…
dia sudah tenang, di sudah di jemput Tuhan…”
Ribka sudah pergi.. Sabtu yang lalu…
Ribka sudah tidak ada, saat saya baru
mau menanyakan kabarnya..
Saya terdiam lama di dalam mobil, dan
masih membaca sms itu. Tidak bisa membalasnya..
Hanya menangis terdiam…
Tuhan, apakah aku terlambat melakukan
tindakan.. ?
Tuhan, kenapa lama sekali waktu yang aku
perlukan untuk membantunya..
Apakah karena terlalu lama, sehingga
Tuhan tidak memberiku kesempatan untuk membantunya… ?
Sebenarnya cukup waktu yang Tuhan
berikan, tapi aku yang tidak melihat kesempatan itu..?
Maafkan aku Tuhan, karena tidak sempat
berbuat sesuatu kepada Ribka..
Ampuni aku Tuhan, karena niatku itu
tidak bisa terlaksana.
Doa
untuk adek Ribka
Aku masih ingat saat aku menggendongnya di
panti..
Dia tidak menangis… dan juga tidak
tertawa…
Tapi aku yang terus menangis selama
menggendongnya..
Dia seperti tertidur dan buaianku....
Aku masih ingat, saat menggendongnya,
aku cuma bisa berdoa sambil berbisik dan menangis kepadanya.. :
Tuhan
menciptakanmu dengan luar biasa..
Tuhan
memberimu nafas kehidupan untuk tujuan penuh kasih..
Tuhan
tidak pernah menyisihkan dirimu…
Tidak
ada kata "TIDAK" sengaja untuk sesuatu hal yang Tuhan sudah ciptakan.
Semua
sudah di atur oleh Tuhan..
Jadi
jangan katakan, bahwa kau tidak berarti…
Kehadiranmu
di dunia ini, memberikan makna kasih bagi setiap orang yang pernah melihatmu..
Karena
Tuhan senantiasa memberkatimu…..
Karena
itu tetaplah kuat….
Selamat jalan adek Ribka..
Rasa sakit dan nyeri yang engkau rasakan
di dunia sudah hilang saat ini..
Engkau sudah mendapatkan yang terbaik di
surga..
Terimakasih telah memberiku sepercik
kasih dan harapan walaupun hanya di 1 hari itu..
Terimakasih untuk mengingatkan ku, untuk
tetap berbagi kasih untuk sesama yang membutuhkan
Terimakasih karena telah memberikan
kesempatan untukku, untuk menggendongmu walau sesaat..
Karena di waktu yang sesaat itu, aku
masih merasakan bisa menjadi ibumu, memeluk dan memberikan kasih sayang….
Terimakasih adek Ribka, untuk
mengingatkanku untuk menjaga setiap kasih sayang yang kumiliki bukan hanya
untuk anak2ku saja, melainkan untuk setiap anak yang membutuhkan uluran
tanganku..
Aku harus lebih banyak belajar..
Aku harus lebih banyak melihat..
Dan aku harus lebih banyak berbuat,
untuk anak2, untuk orang2 yang membutuhkan kasih..
Ingatkan aku Tuhan..
Bukakan mata hatiku Tuhan.
Untuk selalu bisa membantu orang2 yang
membutuhkan kasih sayang..
Karena aku adalah seorang ibu…
Ibu dari semua anak2 yang membutuhkan
kasih sayang…
Medan, 23 January 2014
From the bottom of a mother’s heart, I will miss you, Ribka..