Senangnya mendapatkan berita bahwa dengan hasil pencapaian
tahun 2010, perusahaan memberikan reward ke pegawainya untuk berangkat ke luar
negeri. Pilihannya : Dubai, Australia, Umroh, dan Holyland.
Sudah lama kami ingin membawa si oppung (mamaku) ke
Jerusalem. Dan sepertinya ini waktu yang paling pas. Dibayarin kantor,
sambil menemani si oppung ke sana.
Luar biasa…!
Yang menjadi pemikiran pertama adalah : Abel (Saat itu masih berumur 18
bulan). Tidak pernah ditinggal sampai berhari-hari. Biasanya kalo saya dinas
keluar kota, paling lama 3 hari 2 malam. Dan itu juga hari terakhir sudah
merengek-rengek nanyain mamanya.
Alternatifnya, saya tinggal bersama papanya (dimana papanya
udah keder duluan kalo ditinggal 8 hari sama anaknya), atau dibawa ke Jerusalem.
Setelah menimbang dan diskusi dengan mama dan suami,
akhirnya kami mengambil alternatif ke 2. Kami akan membawanya ke Jerusalem. Banyak persiapan yang harus dilakukan, terutama mencari tau
kondisi disana.
Beberapa hal yang menjadi perhatian saya karena membawa si
kecil adalah :
1.
Bagaimana kondisi cuaca di sana pada saat bulan
keberangkatan.
·
Saat itu kami berangkat bulan Maret, dan
kondisinya baru selesai winter. Jadi suhu diperkirakan 17-22 derajat celcius.
·
Dengan kondisi seperti itu : perlengkapan seperti
jaket, sweater, sarung tangan, kaus kaki, topi rajut, harus segera disiapkan.
2.
Bagaimana menu/masakan yang akan dihidangkan
disana.
·
Info dari travel bahwa menu masakan bisa terdiri
dari nasi, roti, dan kentang. Dan biasanya mereka sering mencampur olive oil ke
dalam masakannya. Dari itinerary yang diberikan pihak travel untuk restoran 85%
Chinese resto dan 15% local resto.
3.
Bagaimana kondisi geografis kota yang akan
dikunjungi
·
Dari Tanya jawab dengan pihak travel, kondisi
tempat wisata yang naik turun, dan lokasi harus naik turun tangga, ditambah
lagi harus naik turun bis wisata, mereka kurang menyarankan saya untuk membawa
stroller bayi. Akhirnya saya membawa gendongan favorit, yaitu si kain
gendong.. *kain gendong ini sudah
melancong kemana-mana loh, dari jakarta, bali, jordania, Israel, Bangkok. Kalo
punya paspor aja ni gendongan, pasti sudah penuh sama stempel imigrasi hahaha..*
4.
Kondisi penerbangan (jadwal, seat, lama
penerbangan)
·
Karena anak saya masih di bawah 2 tahun, jadi
dihitung infant, sehingga tidak mendapatkan seat, alias harus dipangku selama
perjalanan.
·
Lama penerbangan +/- 7 jam Jakarta – Dubai, dan
2 jam Dubai – Jordania.
·
Jadwal keberangkatan Jakarta-Dubai dilakukan
tengah malam
5.
Perbedaan waktu Jakarta dan Israel
·
Perbedaan waktu Jakarta dan Israel sekitar 5
jam, artinya Israel 5 jam berada
dibelakang waktu Jakarta.
·
Kondisi seperti ini akan membuat si kecil
mengalami jetlag. Dan benar saja, 2 hari pertama kita berada di Israel, yang
seharusnya waktunya makan malam, si kecil sudah dalam kondisi tidur pulas,
karena di Indonesia hitungannya sudah tengah malam.
Peralatan apa saja yang dibawah untuk Long trip… ?
·
Pakaian. Bawa perlengkapan pakaian sesuai
dengan kondisi disana. Untuk 8 hari perjalanan, saya tidak memikirkan untuk
melakukan laundry di hotel (karena harganya cukup mahal). Jadi yang saya
bawa untuk si kecil : Jaket 2 pcs,
Sweater 2 pcs, Piyama 6 stel (dipakai 2 hari sekali), atasan 8 (lengan
panjang), bawahan (legging & jeans) 6, sarung tangan 2 pasang, kaus kaki 6
pasang, topi rajut 2, syal 1, diapers (info dari travel harganya mahal disana)
karena si kecil masih fully diaper, 40 pcs (menuh-menuhin koper Y_Y), slabber 4
buah, saputangan kecil 10 pcs, dan 2 buah handuk kecil.
·
Obat-obatan. Beberapa obat-obatan dan peralatan kesehatan yang wajib untuk
dibawah antara lain : obat demam, obat batuk/pilek, obat perut, anthistamin
seandainya si kecil memiliki alergi, minyak kayu putih, bye bye fever, betadine
potek, diaper rash cream, thermometer.
·
Toiletries. Bawa toiletries yang cocok untuk si
kecil, misalnya : shampoo, sabun mandi cair, liquid talc, losion/cream bayi
(siapkan 2 set, 1 buat dibagasi dan 1 buat di cabin).
·
Makanan kemasan. Untuk lebih amannya: saya harus
menyiapkan alternative makanan buat abel. Beberapa makanan kemasan seperti
Quick cooking oatmeal, cereal, snack anak dan biskuit, jus buah kemasan, susu formula (hampir 1 kg saya bawa), menjadi
pilihan saya, seandainya ia tidak mau makan menu yang ada.
·
Mainan si kecil saat di pesawat. Dengan kondisi penerbangan yang cukup lama, dan ditambah
barang yang mau di bawa ke cabin udah banyak, saya hanya membawa stiker saja. Untungnya karena menggunakan
pesawat emi****s disediakan peralatan menggambar untuk setiap anak atau minimal
boneka disetiap penerbangannya.
·
Tas buat di cabin. Isinya : susu formula, termos air panas, botol
susu, biscuit/cemilan, cereal kotak kecil, diapers, baju ganti, toiletries, dan
handuk kecil, aqua botol. (biasanya karena bawa anak kecil, termos dan botol
aqua diijinkan oleh petugas)
bersambung ke Trip to Holyland (Part#2)