Kamis, 21 Februari 2013

#celengankecilku

Waktu kecil kita sering disuruh orang tua untuk menabung.
Masih ingat jaman SD dulu dikasih satu kaleng dari bank *lupa nama banknya, dan buku tabungan yang dinamakan TABANAS
(Tabungan Pembangunan Nasional), setiap minggu mobil keliling ini akan datang ke sekolah untuk mencatat tabungan anak2 SD di sekolah saya.
Senang sekali rasanya mendengar uang gemerincing uang logam di celengan itu, dan beratnya tabungan itu kalo diangkat.
Sekarang, sepertinya ajakan untuk menabung di sekolah2 sudah tidak segencar jaman saya SD dulu.

Eniwei, kemaren saya beli kaleng permen yang berbentuk tabungan. sebenarnya udah lama sih pengen nyari celengan kaleng, cuma gak sempat2 aja belinya.
Nah pas ke supermarket, saya ketemu saya tempat permen lolipop ini.
Bentuknya slim, dan tidak terlalu gede.
Kenapa sih saya nyari celengan..?

Saya cerita dulu ya.
Setiap saya pulang kantor saya biasanya melalui jalan yang sama menuju rumah
Di setiap jam kepulangan itu, saya selalu melihat seorang ibu, dengan 2 anaknya (1 laki2 dan 1 perempuan), naik sepeda.
Sebenarnya tepatnya, si ibu tidak naik sepeda.
Karena anaknya yang laki-laki itu biasanya tertidur di boncengan, sambil memeluk sadel dudukan sepeda, dan si ibu menggendong anak perempuannya yang tertidur di gendongan.
Jadi kondisinya si ibu tidak mungkin mengayuh sepeda, dengan kondisi anak dibelakangnya yang tidur.
Akhirnya si ibu terpaksa berjalan kaki sambil mendorong sepeda, dengan kondisi anak laki2nya yang tertidur kecapean di boncengan, dan anak perempuannya yang tertidur di gendongan.
Sudah kebayangkan kondisinya bagaimana...
Si ibu perawakannya kecil dan kurus.

Sebenarnya sejak akhir tahun lalu saya sudah melihat mereka, ibunya pulang bekerja dari suatu tempat membawa anaknya pulang ke rumah.
Kondisi lalulintas di jalan ini selalu padat. Hanya 2 jalur, mobil dan sepeda motor selalu rame.
untuk memberhentikan mobil ke pinggir jalan pasti susah.
Dan begitulah selalu.... saya melihat mereka berjalan pulang bertiga... selalu bersama
Si ibu menggendong anak perempuannya, dan anak laki-lakinya tertidur di boncengan...
Kalo saya keluar dari kantor jam 7 malam, si ibu dan anaknya sudah tidak kelihatan lagi di jalan ini.
Jadi paling lambat, jam 7 saya harus sampai di satu persimpangan, dimana si ibu akan belok ke arah rumahnya..
Demikian selalu saya melihat mereka.. jika saya pulang kurang dari jam 7 malam...

Saya menyadari, ibu inilah yang memberikan saya semangat sebagai seorang ibu, sebagai seorang pegawai, bahkan sebagai seorang manusia..
Beliau selalu mengingatkan saya untuk melihat keadaan disekitar kita...
Bersyukur atas segala karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kasih kepada saya...
Bersemangat untuk sesuatu yang saya rasa kadang2 berat
Berusaha menjadi orang yang lebih baik buat keluarga, buat teman2, dan orang yang tidak saya kenal tapi saya kasihani...

Beberapa minggu yang lalu.. saya memiliki niat, jika saya bertemu mereka, saya berniat memberikan sedikit uang untuk ibu itu.
Dari ujung jalan saya sudah mengendarai mobil perlahan2...
Sampai dengan mendekati persimpangan, si ibu belum kelihatan, dan hari sudah mulai malam..
200 meter di persimpangan, saya melihat ibu itu..
Hati saya senang sekali...
Tidak pernah saya merasa sesenang itu bertemu orang yang tidak saya kenal..
Saat itu beliau sedang menyebrang jalan, menuju jalan ke rumahnya....
Saya langsung mencari posisi yang pas untuk memarkirkan mobil dibahu jalan....
Mengambil uang dari dompat dan mengambil susu kotak, roti, dan coklat diplastik belanjaan (yang tadinya saya belikan untuk anak saya dirumah).
Saya keluar dari mobil.. menyeberang jalanan yang rame dengan mobil dan sepeda motor, dan bergegas mengejar ibu itu...

Saya berteriak.. ibu... tunggu..
Dan si ibu melihat kebelakang dan berhenti....
Saya mendekati dan berkata, ibu... apakabar.. saya *menyebutkan nama..
Saya sering sekali melihat ibu dengan anak2...
Cuma baru sekarang saya bisa berhenti dan menyapa ibu..
Dari sedikit  perbincangan dengan si ibu saya mengetahui anaknya yang laki2 sekolah TK
*TK murah2 katanya...
Anaknya yang perempuan sekitar 2 th.
Namanya ibu Eli...
Sambil bekerja beliau mengantar anaknya naik sepeda ke sekolah di pagi hari, saat siang hari beliau jemput lagi anaknya di TK... *sedih saya membayangkan jauhnya tempat kerja beliau dan TK anaknya dengan menggunakan sepeda. Saya perkirakan beliau pulang dari tempat kerja sd ke rumah sekitar 2 jam, berjalan kaki (jika beliau tidak mengayuh sepedanya)
saya tidak sempat berbincang lama dengan beliau, karena kondisi lalu lintas yang ribut, dan posisinya rame sekali.
Akhirnya saya memberikan uang dan bingkisan makan untuk anaknya..

Bu Elis.. mohon maaf saya tidak bisa memberikan yang lebih banyak lagi
Tapi saya senang sekali, niat saya untuk berhenti dan menyapa ibu dan memberikan sebagian dari yang saya punya untuk ibu dan keluarga bisa saya lakukan.
Tidak banyak yang saya tahu tentang ibu..
Namun yang saya tahu, setiap saya melihat ibu dipinggir jalan, dengan mendorong sepeda disisinya, dengan anak yang tertidur di sepeda dan dengan menggendong anak di gendongan..
saya bisa rasakan perjuangan beliau demi keluarga dan anaknya...
Terimakasih bu elis..
Terimakasih untuk pelajaran hidup yang ibu berikan kepada saya
Terimakasih untuk mengingatkan saya untuk bersyukur untuk kehidupan saya
Terimakasih untuk pelajaran tentang kasih yang harus saya berikan kepada siapapun, dimanapun, dan kapanpun untuk orang yang saya kenal ataupun tidak kenal..

Celengan ini saya buat untuk ibu..
untuk mengingatkan saya, bahwa masih banyak ibu2 dan orang2 yang bersemangat seperti ibu yang membutuhkan bantuan..
Jumlahnya tidak seberapa..
Tapi saya yakin, berapapun yang saya kumpulkan ini... ini selalu memberikan kecerahan dan kegembiraan di hati saya....

#celengankecilku... ini aku siapkan untuk menolong orang2 yang membutuhkan dan tidak aku kenal..
orang2 yang bersemangat, penuh kasih dengan keluarganya, dan tidak pernah putus asa...

Smoga aku selalu bisa menabung di #celengankecilku...





Tidak ada komentar:

Posting Komentar